MENGENANG JASA PARA PAHLAWAN

Napak Tilas Mengenang Jasa Pahlawan

Teman-teman tentu sudah tidak asing dengan istilah ”Jasmerah”. Akronim yang berarti ”Jangan Sekali-Kali Melupakan Sejarah!” itu merupakan judul pidato terakhir kenegaraan bapak proklamator bangsa Indonesia, Ir. Soekarno, pada 1966.

Pesan yang terkandung dari akronim tersebut, antara lain supaya kita, generasi penerus bangsa, menghormati perjuangan para pahlawan, para pejuang, dan para pendahulu yang telah berjuang hingga titik darah penghabisan demi tercapainya kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun, Jasmerah rasanya sudah tidak lagi ada di benak generasi muda Indonesia saat ini.

Kenyataannya, banyak diantara remaja yang ternyata abai terhadap sejarah bangsanya sendiri. Atau, seandainya pun kita belajar sejarah, hanya untuk mengejar nilai. Bukan memahami makna penting yang terkandung di dalamnya. Hal ini mengundang keprihatinan dari banyak pihak. Termasuk Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri. Beberapa waktu lalu, Bapak Presiden mengungkapkan kerisauan beliau terhadap generasi muda yang semakin abai terhadap sejarah dan jasa para pahlawan.

”Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawan, para pejuang dan para pendahulunya. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa memetik pelajaran apa yang terjadi di masa lalu untuk kepentingan masa depan,” ujar Presiden SBY. ”Maka kita ingin menjadi bangsa yang besar dan bangsa yang cerdas,” beliau menambahkan. Sebagai remaja yang notabene merupakan generasi penerus bangsa, kita seharusnya berkaca atas pernyataan tersebut. Apakah benar bahwa kita selama ini lupa akan sejarah? Apakah benar bahwa kita gagal memahami makna perjuangan para pendahulu kita?

Benarkah kita tidak lagi meluangkan waktu untuk membaca dan memahami buku-buku sejarah atau menonton film-film dokumenter yang merekam jejak sejarah perjuangan bangsa kita? Nah, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Republik Indonesia yang jatuh pada hari ini, mengapa kita tidak membawa tantangan tersebut ke jenjang lebih lanjut. Caranya, dengan mencoba mengenal lebih dekat para pahlawan dan momen-momen bersejarah secara langsung.

Melalui napak tilas (menapaki dan menyusuri kembali jalan yang pernah ditempuh seseorang), kita bisa mengenang kembali perjuangan para pahlawan, merasakan penderitaan mereka, mencontoh suri-tauladan, dan tentu saja menghidupkan kembali semangat yang dulu pernah ada. Ternyata, napak tilas perjuangan para pahlawan ini dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Bahkan, tidak perlu jauh-jauh ke luar kota.

Sebab, di Jakarta sendiri ada beberapa lokasi bersejarah yang memendam momen penting terhadap perjuangan maupun kemerdekaan bangsa Indonesia. Total jumlah museum di Indonesia saat ini adalah 281 museum. Dari angka tersebut, 47 museum di antaranya terletak di DKI Jakarta.

Nah, daripada pergi ke mal atau tempat-tempat sama yang sudah kalian kunjungi 3-4 kali seminggu, kenapa tidak menyempatkan waktu untuk melakukan hal yang benar-benar baru: mengunjungi berbagai lokasi sejarah yang tersebar di Jakarta! Apa saja? berikut adalah rinciannya dan apa saja yang bisa kalian dapatkan disana. 